Pelopor Pencak Silat Indonesia Bhayu Manunggal
  • BERANDA
  • PENDIRI
  • ORGANISASI
  • AJARAN
  • BERITA
  • GALLERY
  • CONTACT
  • EVENT

NILAI-NILAI BHAYU MANUNGGAL

AJARAN KI DJOJOSUWITO

PRINSIP HIDUP
Prinsip hidup Ki Djojosuwito yang menjadi Sikap Dasar Perguruan, antara lain adalah :
     
​     
♪ Prasaja  ⁓  bersahaja
     
♪ Aja dumeh  ⁓  jangan mentang-mentang
     
♪ Aja kumawasis  ⁓  jangan merasa paling pintar
     
♪ Aja kumalungkung  ⁓  jangan takabur 
     
♪ Aja kumawani  ⁓  jangan sok jagoan
     
♪ Aja dumaku  ⁓  jangan sok ngaku-ngaku
     
♪ Ora nggumunan  ⁓  tidak mudah heran atau terpana
     
♪ Ora kagetan  ⁓  tidak mudah kaget
     
♪ Andap asor  ⁓  rendah hati 
     ♪ Sapada-pada  ⁓  mengasihi sesama
     
♪ Apa-apa kudhu bisa  ⁓  serba bisa

Ki Djojosuwito menjalani hidup sangat bersahaja berbaur dengan masyarakat, dan selalu "mesu diri". Karena keteguhan Ki Djojosuwito memegang prinsip hidup tidak sombong dan tidak sok jagoan, maka beliau tidak mau secara langsung dan terbuka menunjukan kewaskitaan, kedigdayaan, dan ngelmu yang beliau miliki. Bahkan bagi sebagian siswa yang belum dekat dan mengenal beliau lahir batin sering menganggap beliau tidak memiliki kemampuan spiritual pinunjul. Beliau tidak sakit hati atau pun marah disangkakan seperti itu, tidak butuh puja puji. Andap asor. 


​(Penulis: Yuwana)

​
PESAN DAN AJARAN
Sejak kecil Ki Djojosuwito memiliki sifat yang teguh, tekun, kuat pendiriannya dan gemar bertualang mencari kawruh dan ngelmu, yang memiliki falsafah golek ngelmu kudhu sangu ngelmu, golek geni adedamar, golek banyu apikulan warih.
 
Prinsip-prinsip lain yang menjadi landasan hidup Ki Djojosuwito, antara lain adalah:
     Sugih tanpa banda
     Sekti tanpa aji
     Ngluruk tanpa bala
     Menang tanpa ngasorake


Sugih acap kali hanya diartikan sebagai memiliki kekayaan harta benda yang melimpah. Namun sering dilupakan, bahwa memiliki banyak pengetahuan, ketrampilan, atau pun ilmu spiritual dapat diartikan sebagai sugih juga. Dalam masyarakat Jawa ada ungkapan sugih ngelmu dan sugih anak, misalnya.

Orang yang mampu membebaskan 
diri pribadi dari kemelekatan dan telah mengenal diri nya akan selalu merasa cukup tanpa bergelimang harta benda yang kasat mata. Bagi insan yang yakin selalu berpikir, bertindak dan berusaha dengan cara yang bener lan pener, segala kebutuhannya selalu tercukupi, selalu ada rejeki serta bantuan dan pertolongan yang tidak disangka-sangka arahnya. Rejeki bagaikan mengalirnya air di sungai, mili terus sesuai kebutuhan. Sugih tanpa banda. 

Kata sekti (sakti) sering hanya dihubungkan dengan olah kanuragan. Padahal, para ilmuwan seperti ahli atom, ahli kimia, ahli fisika, ahli mesin, ahli komputer, ahli astronomi dan lain sebagainya juga sakti, karena tidak semua orang dapat menjangkau dan memiliki pengetahuan dan ketrampilannya. Dari aspek hakekat spiritual, dapat dikatakan bahwa yang sesungguhnya sekti tidak perlu ajian. Kesatuan telah terbentuk dari kondisi eneng ening enong, cipta rasa karsa manunggal, melebur sebagai sarana Gusti Yang Maha Perkasa. Sekti tidak perlu pengakuan, tidak minta disanjung. Kepribadian kuat yang bermartabat, bijaksana dan tulus bermanfaat bagi bawana, kehidupan masyarakat bangsa dan negara selalu diajeni orang lain.
 
Pada masa mudanya, jika beliau mendengar ada orang yang digdaya, jagoan dan mumpuni, maka beliau mengunjunginya seorang diri (ngeluruk tanpa bala) dan mengajaknya beradu ketrampilan dan ketrengginasan bela diri dengan tangan kosong atau pun dengan menggunakan senjata secara adil dan kesatria. Hanya berdua saja tidak ada orang lain, tanding piyasa. Prinsipnya, menang atau kalah harus diakui secara kesatria dan tidak ada permusuhan dan dendam, tanpa ngasorake, tidak saling merendahkan, dan justru menjadi teman untuk saling bertukar pengetahuan, pengalaman dan mengasah serta meningkatkan ketrampilan dan ketrengginasan.
 
Ketika kanak-kanak hingga remaja pada masa pencarian, lelana dan lelaku, Ki Djojosuwito pernah selama 17 tahun hanya makan buah-buahan, yang mana pada kurun waktu tertentu beliau hanya makan buah yang menggantung saja, lantas buah yang dalam tanah saja, lalu buah yang dimasak pakai api. Setelahnya, beliau berpola makan yang unik, yaitu pada pagi hari hanya sarapan kecil dengan minum teh sedu kental dan gula batu dan makan jajanan pasar, kemudian pada siang hari melakukan makan besar seperti orang pada umumnya. Pada sore hari beliau hanya makan seperti saat sarapan pagi, makanan dan minuman ringan. Semua makanan merupakan sumber kekotoran, ungkap beliau.  
 
     Urip kuwi kudhu lelaku
     Berbudi pekerti luhur
     Tansah eling kanthi waspada
     Aja tumindak culika

demikian antara lain wejangan beliau.
 
Pesan beliau, dalam hidup harus mewaspai rante emas, jangan terlela akan kecopak iwak, grenjeng uang dan peleding pupu kuning, yang sering menghambat tercapainya tujuan mulia. Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti.
 
     Aja sok ngopeni barang sak kaletan,
     Aja ngerusak pager ayu,
demikian pesan beliau pula.
 
Kejujuran, kelembutan, ketegasan, empati, kesadaran, integritas, trapsila (tutur kata, sikap solah bawa, budi pekerti) dan kebijaksanaan menjadi landasan hidup yang selalu dicontohkan dan disampaikan kepada para siswa, baik secara pitutur langsung maupun secara tidak langsung melalui pitutur cerita hikayat, cerita wayang, cerita para tokoh Nusantara dan lain sebagainya.

     Aja goroh,
     Aja sok ngoyak-oyak damparing Pangeran,
merupakan beberapa pesan utama Ki Djojosuwito kepada muridnya.

Sanepa menjadi suatu cara pengajaran spiritual yang sering dilakukan beliau dalam rangka menjaga kesakralan suatu ajaran itu sendiri. Bagi siswa dengan kecerdasan emosional dan spiritual terbatas sering mengalami kesulitan mencerna hakikat ajaran beliau. Memang sulit mencapai kebebasan kesadaran dalam keselarasan kehidupan, selalu dilingkupi kebahagiaan.

Disiplin, keseimbangan, mawas diri, mulat sarira, tidak dikendalikan hawa nafsu, hidup bersahaja dan rendah hati, selalu berpartisipasi memayu hayuning bawana menjadi suatu teladan yang terlihat nyata dari keseharian Ki Djojosuwito. Rasa syukur mengejawantah antara lain dengan cara tidak pernah mengeluh, bila makan harus menghabiskan makanan yang diambil, bahkan dipesankan agar jangan pernah mengeluhkan hidangan makanan yang tersaji. Beliau hingga akhir hayatnya selalu berkarya, kerja sosial yang bersifat tanggung jawab sebagai manusia yang perlu sandang pangan dan papan, dan gerak sosial sebagai tanggung jawab insan spiritual kepada Sang Khalik, kepada kehidupan itu sendiri. 


Masih banyak lagi ajaran kebaikan dan kebajikan dalam rangka membentuk karakter ksatria dan berbudi pekerti luhur yang beliau contohkan, sampaikan dan tanamkan. Agar terbentuk insan yang trampil trengginas, berbudi bawa leksana, tanggap tangguh tanggon, hidup dalam kamulyan, dalam kamukten.


(Penulis: Yuwana)



SEKILAS GERAKAN PENCAK SILAT BHAYU MANUNGGAL

SISTEM LATIHAN

TUJUAN LATIHAN
Tujuan latihan adalah membangun dan membentuk ketrampilan dan ketrengginasan menggunakan seluruh anggota badan untuk perubahan, melalui unsur-unsur latihan:

  1. Kekuatan dan keseimbangan badan dan pikiran
  2. Kelenturan badan
  3. Kecepatan gerak
  4. Kelincahan gerak
  5. Ketepatan gerak
  6. Kesempurnaan gerak
  7. Keserasian dan keselarasan rangkaian gerak
  8. Daya tahan
  9. Ketanggapan, antisipasi dan reaksi
  10. Perubahan sikap dan posisi anggota badan yang benar
PRINSIP LATIHAN
  1. Tidak menggunakan jurus, dinamis dan organik.
  2. Menggunakan gerakan dasar persiapan, langkah, tangan, kaki dan kombinasinya.
  3. Inti gerakan-gerakan yang mengandung unsur-unsur seni,  serangan, tangkisan, terimaan, dorongan, ambilan (saut), hindaran, sergapan, tangguhan atau ganjalan, tangkapan, sapuan, bantingan, kuncian, oletan, irisan dan totokan. ​
METODE LATIHAN
1. Meditasi (Meditation)
  • ​​Untuk menguatkan otot pikiran, konsentrasi, melatih pikiran agar lembut, trampil dan selaras yang tenang, damai, seimbang, sadar, dan bijaksana.

2. Pemanasan atau senam (Calisthenics)
  • Peregangan (stretching)
  • Pelenturan (deflection/deflexion)
  • Penguatan (strengthen)

3. Gerakan Dasar
  • Gerak Persiapan (Aba-aba)
  • Gerak Langkah No. 1 – 5 dan kombinasinya.  
  • ​Gerak Dasar Tangan No. 1 – 15 dan kombinasinya.  
  • Gerak Dasar Kaki No. 1 – 15 dan kombinasinya.  

4. Kombinasi
  • Kombinasi Gerak Persiapan, Langkah dan Tangan
  • Kombinasi Gerak Persiapan, Langkah dan Kaki
  • Kombinasi Gerak Persiapan, Tangan dan Kaki
  • Kombinasi Gerak Persiapan, Langkah, Tangan dan Kaki

5. Kembang-kembang (solo spelt)
  • Kembang-kembang merupakan rangkaian gerakan persiapan, langkah, tangan dan kaki yang saling bertautan untuk menunjukkan keindahan seni gerakan, ketepatan dan kemantapan setiap unsur gerakan, ketrampilan dan ketrengginasan dalam bersilat.
  • ​Kembang-kembang dapat dilakukan secara sendiri, berpasangan maupun beregu.  

6. Tarungan
  • Terbatas
  • Bebas Terbatas
  • Bebas
URUTAN LATIHAN
Urutan tata cara latihan adalah sebagai berikut :

  • Peserta latihan berbaris yang rapih dipimpin oleh raka pelatih
  • Duduk bersila tupang bermeditasi dipimpin oleh raka pelatih
  • Membaca Panca Setia oleh wakil murid yang duduk paling kanan barisan diikuti oleh semua peserta didik maupun pelatih
  • Memberikan hormat perguruan kepada raka pelatih dipimpin oleh wakil yang duduk paling kanan barisan, dan sebelum menurunkan posisi hormat harus dibalas dengan hormat perguruan juga oleh raka pelatih.
  • Senam pembuka
  • Latihan pokok pencak silat
  • Senam penutup
  • Berbaris rapih
  • Meditasi
  • Selesai ​
PELATIH
Pelatih harus memahami:
  • Teknik meditasi serta kegunaannya
  • Teknik pemanasan dan kegunaannya
  • Gerakan dan fungsi semua gerak persiapan, gerak langkah, gerakan dasar tangan dan kaki 
  • Hubungan antara pemanasan dengan kebutuhan latihan tata gerak
  • Hubungan antara tata gerak dan tujuan latihan tata gerak tersebut
  • Pusat perhatian pada Posisi dan Gerakan Badan
  • Semua bentuk dasar
  • Semua bentuk pengembangan
  • Visi melatih

DINAMIKA GERAKAN

BENTUK DUDUK
  • Duduk sila
  • Duduk kaki numpang (setengah padma)
  • Duduk padma
  • Duduk timpuh​
BENTUK HADAP
  • Hadap kuda-kuda sempurna (hadap sempurna)
  • Hadap kuda-kuda sempurna rendah
  • Hadap sikap kaki sejajar rapat (hadap sikap)
  • Hadap kuda-kuda kaki sejajar renggang (hadap siaga)
  • Hadap depan kaki nyenting
  • Hadap samping kaki nyenting (hadap samping nyenting)
  • Hadap samping tumit kaki diangkat (hadap samping tumit di atas)
  • Hadap miring tumit angkat putar (hadap miring)
PUSAT PERHATIAN PADA POSISI DAN GERAKAN
1. Pandangan  
​    
Kesalahan umum:
  • Pandangan tidak ke arah mata lawan
  • Menunduk

2. Posisi badan  

3. Posisi dan bentuk kaki dan tangan  
     Kesalahan umum:
  • Bentuk dan posisi jari kaki dan tangan
  • Bentuk dan posisi telapak kaki dan tangan
  • Bentuk dan posisi tumit

4. Berat badan dan tumpuan

5. Proses perubahan berat badan, kaki dan tangan

6. Keseimbangan

7. Alur gerakan
GERAKAN TANGAN LANJUTAN
1. Penyempurnaan Gerak

2. Penyempurnaan Guna
  • Serangan
  • Tangkisan
  • Terimaan
  • Dorongan
  • Ambilan (Sautan)  
     
3. 
Pengembangan Guna 
  • Sergapan
  • Tangguhan/Ganjalan
  • Sapuan
  • Bantingan
  • Oletan
  • Hindaran            
  • Kuncian (greep)
  • Totokan
  • Irisan
​
4. Gerakan Dengan Senjata   
 
5. Dinamika Gerakan Tangan
 ​
GERAKAN KAKI LANJUTAN
Ada lebih dari 20 gerak tendangan lanjutan yang antara lain meliputi:
Guntingan, Pacul, Ekor Kuda dan lain sebagainya.

PENULIS : YUWANA
Proudly powered by Weebly
  • BERANDA
  • PENDIRI
  • ORGANISASI
  • AJARAN
  • BERITA
  • GALLERY
  • CONTACT
  • EVENT